Header Ads Widget

blog pustakawan sekolah

Kobarkan Nilai-Nilai Sumpah Pemuda


Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertumpah darah jang satoe, tanah Indonesia. Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia. Kami poetra dan poetri Indonesia, mendjoendjoeng Bahasa persatuan, Bahasa Indonesia. Itulah tadi petikan singkat isi dari sumpah pemuda yang dibacakan 28 Oktober 1928 dan dirumuskan oleh Muh. Yamin yang merupakan puncak dari Kongres Pemuda II dan senantiasa menjadi keputusan penting yang Historis-Monumental. Sumpah pemuda memiliki nilai-nilai yang sangat bermakna dalam menuju cita-cita Indonesia merdeka. Nilai-nilai persatuan, jati diri/ semangat kebangsaan dan demokrasi merupakan nilai-nilai yang sangat penting artinya bagi perjuangan rakyat Indonesia pada masa-masa berikutnya, yang secara nyata menunjukkan identitas keindonesiaan. Indonesia raya, Indonesia merdeka sebagai tujuan utama.

Menurut Abdullah dalam Sardiman (2017: 216) kisah Kongres Pemuda II yang melahirkan Sumpah Pemuda memperlihatkan pada kita tentang satu hal yang menarik dalam pengetahuan masa lalu kita. Sumpah pemuda dapat kita lihat sebagai perwujudan dari sebuah peristiwa besar, yaitu produk dari berkumpulnya organisasi-organisasi pemuda terpelajar untuk melakukan “Kongres Pemuda”. Sumpah pemuda dipandang sebagai pengakuan fundamental dari sebuah bangsa yang masih dalam tahap pembentukan. Sumpah pemuda terbentuk melalui kurun waktu yang sangat Panjang. Tujuh tahun setelah terbentuknya Budi Utomo, pemuda Indonesia mulai bangkit meskipun masih dalam tahapan loyalitas kepulauan. Perubahan pesat dan radikal dari organisasi-organisasi pemuda itu mendorong mereka untuk menciptakan persatuan yang lebih luas.

Sudah jelas bahwa para pejuang yang mengikrarkan sumpah pemuda ini mewarisi sebuah nilai-nilai kepada para pemuda penerus bangsa saat ini dalam upaya membangun jati diri bangsa Indonesia seperti yang disampaikan Sardiman (2017: 216)

1.      Nilai Persatuan

Nilai persatuan yang diilhami oleh asas perjuangan Perhimpunan Indonesia ini sudah lama diperjuangkan oleh para pemuda. Para pemuda dengan memahami sejarah Panjang perjuangan bangsa Indonesia, telah melahirkan kesadaran yang mendalam tentang pentingnya persatuan.

2.      Nilai Kemandirian, Jati Diri, Kedaulatan atau penguatan Nasionalisme.

Secara tidak langsung dengan peristiwa Sumpah Pemuda, para pemuda telah meneguhkan pentingnya jati diri Indonesia, penguatan semangat kebangsaan atau nasionalisme. Hal ini tercermin dlam ikrar satu tanah air, satu bangsa dan keikhlasan menjunjung satu Bahasa: Indonesia.

3.      Nilai Demokrasi

Setelah Sumpah Pemuda diikrarkan, persatuan diwujudkan maka Langkah-langkah perjuangan pun dilaksanakan. Dalam mewujudakn cita-cita Indonesia Raya, Satu Nusa Satu Bangsa dan Satu Bahasa perlu ada program-program kebersamaan, saling menghargai dan rembug bareng di antara komponen bangsa untuk memajukan bangsa.

Sumpah pemuda secara tidak langsung telah memberikan pembelajaran tentang nilai-nilai jati diri bangsa, persatuan dan demokrasi. Sumpah Pemuda dengan demikian telah menjadi tonggak sejarah dalam mempersatukan seluruh warga bangsa Indonesia demi kemajuan bangsa Indoensia.

 Di dalam kehidupan dewasa ini nilai-nilai semangat Sumpah Pemuda nampaknya belum sepenuhnya dapat dipahami dan diteladani oleh para pemuda saat ini. Beberapa kejadian yang dilakukan oleh kalangan oleh para remaja kadang menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan sosial bermasyarakat. Pekelahian antar remaja, seks bebas, penyalahgunaan narkoba dan pudarnya rasa nasionalisme. Tidak adanya filter arus kebudayaan dari luar yang masuk ke negara Indonesia, membuat tidak dapat tersaringnya kebudayaan dari luar baik itu yang membawa dampak positif maupun negatif. Ada sebuah istilah yang secara implisit menerangkan sebuah rasa nasionalisme yaitu “Cintailah Produk-Produk dalam Negeri”, akan tetapi para remaja sekarang lebih berminat untuk menggandrungi budaya dan produk dari luar. Hal ini sebagai indicator rendahnya semangat nasionalisme dan jati diri keindonesiaan di kalangan social bermasyarakat. Perlu diingat, ketika para remaja sedang mengalami kemrosotan jati diri bangsa dan rasa nasionalisme, ada warna negara asing yang malah bangga menjadi seorang warga negara Indonesia. Masih ingatkah dengan Cristian Gonzales? Pesepakbola asing asal Uruguay yang sudah pernah membela beberapa klub di Indonesia. Yah, pesepakbola asing tersebut, mengakui sudah cinta dengan Indonesia sejak awal kedatangannya ke Indonesia pada tahun 2002. Bahkan tidak hanya sampai disitu, rasa cinta kepada Indonesia ditunjukkan dengan dia akhirnya bisa menjadi warga negara Indonesia bahkan dengan perjuangan yang sangat Panjang dan berat karena syarat menjadi seorang WNI adalah harus tetap tinggal di Indonesia selama 5 tahun secara berturut-turut dan tidak boleh pulang ke negara asal selama 5 tahun itu. Di kutip dari kanal youtube Najwa Shihab, Gonzales mengatakan bahwa “Saya dari dulu ya dari tahun 2002 masuk Indonesia, berusaha keras untuk naturalisasi Indonesia seperti sekarang”. Semoga di tengah kemrosotan jati diri bangsa dan rasa nasionalisme para remaja saat ini, kisa Christian Gonzales ini dapat membangkitkan rasa nasionalisme yang telah diwariskan pejuang-pejuang di masa lalu.

Daftar Pustaka

Sardiman AM. 2017. Sejarah Indonesia. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

Post a Comment

0 Comments